Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali buka suara mengenai maraknya pembayaran melalui dompet digital asal China, WeChat Pay di Pulau Dewata, Bali.
Terkini, Swiss – Belhotel Indonesia mengaku sudah menyediakan layanan ini untuk turis asal China. Sebanyak 5 dari 9 hotel dan resor yang dikelola perusahaan akan menawarkan sistem tersebut.
Namun, ternyata Swiss – Belhotel Indonesia bukan satu-satunya. Berdasarkan catatan BI Provinsi Bali, ada ribuan merchant yang menggunakan layanan WeChat Pay sebagai transaksi.
“Terakhir kami pantau sekitar 3 bulan lalu, ada minimal 1.800 merchant,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Causa Iman Karana kepada CNBC Indonesia, Senin (26/11/2018).
Causa menjelaskan, merchant tersebut terdiri dari hotel, toko souvenir, spa, maupun cafe-cafe yang tersebar di berbagai wilayah Bali. Hal ini, sudah lama diketahui oleh BI.
“Tapi kami monitor, semuanya menggunakan kuotasi rupiah,” kata Causa.
BI Provinsi Bali pun mengaku sudah menyampaikan masalah ini kepada bank sentral pusat, untuk menunggu langkah-langkah selanjutnya yang akan ditempuh.
“Kami dari BI bali telah menyampaikan info tersebut ke BI pusat,” kata Causa.
Sampai saat ini, bank sentral belum bisa memberikan komentar mengenai pembayaran via WeChat Pay. Namun, salah seorang pejabat BI menyebut bahwa hal tersebut seharusnya tidak boleh dilakukan.
“Belum boleh di Indonesia, kecuali kerja sama dengan bank BUKU IV,” kata salah seorang pejabat BI yang enggan disebutkan identitasnya.
sumber : https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20181126125109-37-43684/menjamur-1800-toko-di-bali-bisa-bayar-pakai-wechat-pay