BIMASAKTI BAGI CSR SOCIAL DAN BUDAYA DI JAWA TIMUR

Awal tahun 2017 Bimasakti semakin gencar membantu warga yang kurang mampu disekitar Jawa Timur. Dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) tim Bimasakti dibantu Laskar Asa berkeliling Jawa Timur untuk berbagi. Sasaran CSR adalah warga lanjut usia di sekitar Jawa Timur yang telah disurvei oleh tim.

Berikut daftar CSR Bimasakti x Laskar Asa yang sudah berjalan:
1. Mbah Keman warga Magersari – Mojokerto yang merupakan Tukang Becak yang mempunyai anak angkat yang menderita difabel.
2. Mbah Dul warga Kenjeran – Surabaya yang sudah berumur 80 tahun tapi masih berjuang berjualan roti bakar.
3. Mbah Ruminah warga Prambon – Sidoarjo yang hidup sebatang kara ditinggal anaknya
4. Mbah Tuminem warga Sidoarjo yang tinggal serumah dan bergantung hidup pada menantu yang bekerja sebagai tukang becak.
5. Mbah Sidem warga Pare – Kediri yang sudah berumur 90 tahun sebatang kara hanya bertahan hidup dibantu tetangga.
6. Mbah Sumarni warga Waru – Sidoarjo janda sebatang kara di rumah yang kurang layak dan hanya berjualan rujak cingur.

CSR Social Bimasakti di Jawa Timur (kiri-kanan sesuai daftar nomer)
CSR Social Bimasakti di Jawa Timur (kiri-kanan sesuai daftar nomer)

“Kegiatan CSR ini akan kami adakan rutin perbulannya dan program awal kami di Jawa Timur. Jadi apabila memiliki info seputar warga yang layak dibantu silahkan hubungi Bimasakti,” ujar Artemio, Ketua CSR Bimasakti.

CSR Budaya PT Bimasakti Multi Sinergi untuk kesenian Ludruk Irama Budaya Surabaya yang mulai pudar.
CSR Budaya PT Bimasakti Multi Sinergi untuk kesenian Ludruk Irama Budaya Surabaya yang mulai pudar.

Tidak hanya pada warga yang kurang mampu, Bimasakti juga memberikan CSR untuk kesenian Ludruk Irama Budaya Surabaya. Kesenian yang lama kelamaan dilupakan oleh warga Surabaya ini hanya tampil setiap malam minggu. Padahal harga tiket hanya 10 ribu rupiah namun tiap tampil hanya ditonton maksimal 10 orang saja.

“Tidak hanya bidang sosial, CSR Bimasakti juga untuk melestarikan kebudayaan Surabaya yang semakin pudar oleh moderenisasi. Kami mengajak para warga sekitar dan para mahasiswa untuk nonton gratis Ludruk ini,” tambah Artemio. (HER)

Back to top